Februari 16, 2012 | By: tiiadhiitya

Dhe Candle

Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah tingkatan kelas yang usianya dianggap dewasa karena mendekati ke Perguruan Tinggi. Ini adalah kisah Dilla, Faizah, Iffa dan Tya. Persahabatan mereka dimulai sejak mereka baru duduk di kelas satu SMA.

Mereka sangat akrab dan juga kompak. Jika mereka tidak bersama-sama rasanya seperti masakan yang kurang garam, karena itu semua akan terasa ganjal.

Namun, kesibukan ekskul dan kegiatan di luarlah yang memicu seringnya mereka tidak dapat selalu kumpul bersama. Tapi itu tidak menyurutkan niat mereka untuk bersahabat.

Faizah adalah gadis berkerudung yang Manis. Salah satu kegiatan ekskulnya yang memadatkan dirinya, sehingga sering tidak dapat kumpul bersama di sekolah.

Pada suatu ketika Faizah mempunyai sesuatu masalah tentang perasaanya terhadap seseorang pria yang baru saja mengisi hatinya. Namun, dia tak menceritakan masalahnya itu kepada tiga sahabatnya itu. Ketiga sahabatnya itu langsung marah karena mereka merasa tak dihargai dan dibutuhkan lagi.

Pada saat kejadian itu cerita manis tentang dhe candle serasa hilang, yang dulu mereka selalu bergurau canda bersama kini mereka diam seribu bahasa. Semuanya begitu cepat berlalu seperti diterjang ombak.


Tiga hari mereka berdiam diri tanpa ngobrol sepatah dua kata. Semua sedih serasa kehilangan orang yang paling special di hidupnya. Kehilangan seorang sahabat lebih sangat menyakitkan dari pada kehilangan boyfriend. Itulah yang saat itu dirasakan oleh anggota dhe Candle.

Dilla pun sempat berfikir Faizah berubah demi dan kerena seorang pria. Namun, Iffa dan Tya pun menyangga hal itu kerena Faizah yang mereka kenal bukan seperti itu. Apa Cinta bisa mengalahkan segalanya? Itulah yang ada dipikiran mereka saat itu.

Akhirnya hari ke empat baru mereka ngobrol karena mereka telah mendapatkan siraman rohani dari guru agama mereka. Namun, persahabatan mereka kini tak seindah dulu sebelum ada masalah itu. Canda-tawa mereka kini jarang terlihat, bahkan senyum mereka yang lebar kini berkurang.

“Apakah bisa dikatakan sebagai sahabat jika tak ada kejujuran? apa bisa disebut Sahabat bila tak ada saling kepercayaan?”. Bisa dikatakan dan disebut sahabat apabila mereka saling terbuka, percaya satu sama lain dan jujur. Sahabat selalu ada ketika dibutuhkan dan membutuhkan, dan sahabat sejati akan selalu ada di dalam hati selamanya.

Seiring berjalannya waktu kini persahabatan mereka kembali segar seperti saat pertama kali mereka bersahabat, meski masih sering terjadi konflik di antara mereka.

Semoga persahabatan mereka kekal abadi sehingga mereka dapat menceritakan pengalaman mereka kepada anak-anak mereka kelak.

2 komentar:

faizah rizki jannah mengatakan...

Ya Allah aku gak nyangka kamu bisa laukin ini sobat :) i love u so much

tiiadhiitya mengatakan...

ngelakuin apa say ? i love you too so much :*

Posting Komentar